Zippo Collections – Di balik api kecil yang menyala dari sebuah pemantik legendaris, tersimpan kisah yang luar biasa. Zippo edisi ‘Black Crackle’, yang dahulu pernah dianggap usang dan bahkan sempat dibuang oleh pemiliknya, kini menjelma menjadi harta karun langka yang bikin heboh komunitas kolektor di seluruh dunia. Kisah ini bukan hanya tentang barang antik, tetapi juga tentang nilai sejarah, keunikan, dan nostalgia yang membuat Zippo tak pernah padam oleh waktu.
Sebelum membahas mengapa Zippo Black Crackle begitu dicari hari ini, mari kita kilas balik ke awal mula merek ini. Didirikan oleh George G. Blaisdell pada tahun 1932 di Bradford, Pennsylvania, Zippo dikenal sebagai pemantik tahan angin (windproof lighter) yang ikonik. Dengan desain sederhana namun elegan, Zippo menjadi simbol gaya hidup para pria Amerika pada era perang dunia hingga kini.
Salah satu ciri khas Zippo adalah bunyi khas saat dibuka—klik—yang telah menjadi suara nostalgia bagi banyak orang. Lebih dari sekadar pemantik, Zippo adalah warisan budaya dan simbol maskulinitas klasik, bahkan pernah menjadi bagian dari perlengkapan tentara Amerika selama Perang Dunia II.
Zippo edisi Black Crackle pertama kali diproduksi selama era Perang Dunia II, tepatnya antara tahun 1941–1945. Karena pembatasan bahan baku logam akibat perang, Zippo mengganti bahan kuningan dengan baja, lalu melapisinya dengan cat hitam bertekstur seperti retakan—yang kemudian dikenal dengan nama “Black Crackle”.
Desain unik ini awalnya dibuat bukan untuk gaya, tetapi untuk fungsi praktis: cat Black Crackle membuat pemantik tidak mudah tergelincir dari tangan, terutama saat digunakan di medan perang.
Namun siapa sangka, desain sederhana ini justru menjadi sangat ikonik dan langka. Produksi Zippo Black Crackle hanya berlangsung singkat, sehingga versi asli dari masa perang kini menjadi incaran kolektor dunia.
Beberapa tahun lalu, banyak orang yang tidak menyadari nilai historis dari Zippo Black Crackle. Bahkan ada yang tanpa pikir panjang membuangnya ke tempat rongsokan karena terlihat tua, berkarat, dan tidak menyala lagi. Ironisnya, hari ini pemantik yang sama bisa terjual hingga ribuan dolar di pasar kolektor internasional.
Salah satu kasus viral yang membuat dunia heboh datang dari seorang pria tua di Ohio, Amerika Serikat. Ia menemukan kembali Zippo Black Crackle milik ayahnya yang dulu ikut berperang di Pasifik. Setelah membersihkannya dan mengecek nomor seri bawah bodi, ia sadar bahwa yang dimilikinya adalah rilisan orisinal tahun 1943.
Zippo tersebut kemudian ditawar oleh kolektor Jepang seharga $3.500 atau sekitar Rp55 juta, dan cerita itu menyebar cepat di forum-forum komunitas Zippo dan media sosial. Banyak orang pun mulai membongkar laci tua dan lemari besi warisan keluarga, berharap menemukan keajaiban yang sama.
baca juga : “7 Tanda Anak Bahagia yang Perlu Diketahui Orang Tua“
Apa yang membuat edisi ini begitu bernilai? Bukan hanya karena usianya yang tua, tapi karena sejumlah ciri khas yang sulit dipalsukan:
Dengan memahami ciri-ciri ini, kolektor bisa menilai apakah Zippo yang ditemukan adalah orisinal atau hanya replika modern.
Fenomena ini menjadi perbincangan hangat di berbagai komunitas online seperti Reddit r/Zippo, forum Collectors Weekly, dan grup Facebook “Vintage Zippo Collectors”. Bahkan di Jepang dan Korea Selatan, tren ini menjalar hingga ke acara TV yang membahas benda-benda antik bernilai tinggi.
Pasar eBay dan Etsy pun ikut ramai. Banyak orang mencoba menjual Zippo lama mereka, meskipun tidak semua adalah edisi Black Crackle asli. Karena itu, muncul juga jasa kurasi dan verifikasi oleh pakar Zippo untuk menilai keaslian produk—semacam “kurator pemantik”.
Di era serba digital dan korek gas sekali pakai, mengapa Zippo masih punya tempat? Jawabannya adalah emosi dan warisan sejarah. Banyak orang yang membeli Zippo bukan untuk digunakan, tetapi sebagai simbol kenangan dan koleksi pribadi. Khususnya edisi Black Crackle, yang menyimpan jejak perang, perjuangan, dan kehidupan masa lalu.
Anak muda pun ikut tertarik. Zippo menjadi bagian dari estetika retro yang kini kembali tren, terutama di kalangan kolektor Gen Z dan milenial. Beberapa bahkan memadukannya dengan gaya streetwear, menjadikan Zippo sebagai aksesoris ikonik di balik jaket kulit dan celana jeans robek.