Zippo Collections – Zippo, pemantik legendaris asal Amerika Serikat, kembali mencuri perhatian dunia kolektor. Sebuah Zippo edisi terlangka, yang hanya diproduksi satu unit di dunia, berhasil terjual dalam lelang internasional seharga Rp 2 miliar (sekitar USD 125.000)! Penjualan ini tidak hanya memecahkan rekor harga tertinggi untuk pemantik, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa Zippo bukan sekadar alat, tapi warisan sejarah.
Zippo pertama kali dibuat oleh George G. Blaisdell pada tahun 1932 di Bradford, Pennsylvania, AS. Didesain agar tahan angin dan awet digunakan dalam berbagai kondisi, Zippo langsung mendapat tempat di hati para tentara Amerika selama Perang Dunia II. Karena desainnya yang kokoh, Zippo dengan cepat menjadi simbol keandalan, maskulinitas, dan loyalitas.
Zippo memiliki sistem garansi seumur hidup dengan slogan ikonik: “It works or we fix it free.” Ini memperkuat citra Zippo sebagai produk yang tak lekang oleh waktu, dan menjadikannya barang koleksi bernilai tinggi di seluruh dunia.
Zippo yang terjual fantastis ini merupakan edisi khusus 1933 Original Zippo Brass Prototype. Apa yang membuatnya begitu mahal dan langka?
Zippo ini dilelang dalam acara Bradford Antique Collector’s Fair 2025, yang dihadiri oleh para kolektor dari Jepang, Jerman, Amerika, hingga Indonesia. Dalam sesi lelang, harga awal ditawarkan pada USD 15.000, namun dalam waktu singkat melonjak tajam karena perang penawaran antara dua kolektor Jepang dan satu pengusaha asal Indonesia.
Akhirnya, penawaran tertinggi datang dari seorang kolektor asal Tokyo, Jepang, yang diketahui memiliki museum pribadi Zippo dengan lebih dari 3000 koleksi. Dalam wawancaranya, ia menyatakan:
“Saya sudah mengejar prototipe ini selama 10 tahun. Sekarang, saya tak hanya memiliki benda sejarah, tapi juga bagian dari jiwa George Blaisdell.”
baca juga : “Memberi Ruang pada Anak Kunci Kemandirian dan Perkembangan“
Banyak orang bertanya-tanya, kenapa hanya sebuah pemantik api bisa dihargai Rp 2 miliar? Jawabannya terletak pada nilai sejarah, kelangkaan, dan budaya koleksi itu sendiri.
Zippo telah menjadi saksi banyak peristiwa bersejarah: dari parit di Perang Dunia II, kantong prajurit Vietnam, hingga saku jaket biker di era 70-an. Bahkan banyak pemantik Zippo yang memiliki ukiran nama tentara, lokasi perang, hingga catatan harian. Ini menjadikan setiap Zippo unik dan punya kisah tersendiri.
Ada ribuan komunitas kolektor Zippo di seluruh dunia. Negara seperti Jepang, Jerman, Amerika, dan Korea Selatan menjadi pasar terbesar. Mereka tidak hanya mengoleksi berdasarkan estetika, tapi juga berinvestasi. Harga Zippo edisi terbatas terus naik tiap tahun.
Zippo memproduksi berbagai edisi spesial: edisi Harley-Davidson, Playboy, Marlboro, NASA, hingga kolaborasi dengan seniman dunia. Beberapa bahkan berlapis emas, perak, dan batu mulia.
Sama seperti jam tangan Swiss atau koin langka, Zippo juga punya nilai investasi. Kolektor cerdas membeli Zippo edisi terbatas saat rilis, lalu menjualnya kembali 10–20 tahun kemudian dengan nilai berkali lipat.
Di Indonesia, tren koleksi Zippo mulai naik sejak awal tahun 2000-an. Berbagai komunitas Zippo bermunculan, seperti Zippo Indonesia Community, Zippo Vintage Club Indonesia, hingga forum jual-beli edisi langka di media sosial.
Menariknya, beberapa kolektor Tanah Air telah memiliki Zippo dengan nilai ratusan juta rupiah. Bahkan, ada kabar bahwa seorang pengusaha asal Surabaya memiliki Zippo edisi Marlboro 1965 USA yang hanya dibuat 50 unit.
Banyak kolektor memajang koleksi Zippo mereka dalam etalase kaca, bahkan ada yang membuat ruang pamer pribadi di rumah layaknya museum mini.
Kalau kamu mulai tertarik dengan dunia koleksi Zippo, berikut beberapa cara mengenali Zippo edisi langka:
Pihak resmi Zippo mengonfirmasi bahwa mereka tidak akan mereproduksi ulang prototipe yang terjual tersebut, demi menjaga eksklusivitas dan menghormati sejarah. Bahkan dalam situs resmi mereka, hanya arsip digital dari desain itu yang bisa dilihat publik.
Zippo juga menyatakan akan semakin mendorong produksi edisi terbatas bertema sejarah dan budaya global, termasuk kemungkinan membuat edisi khusus untuk Asia Tenggara, yang kini menjadi pasar besar kolektor Zippo.