Zippo Collections – Zippo masih laris di era vape adalah pertanyaan yang menggelitik banyak kalangan, terutama ketika kita melihat perubahan gaya hidup anak muda masa kini yang lebih akrab dengan vape, rokok elektrik, dan gaya hidup digital. Namun ternyata, di tengah gempuran teknologi canggih dan tren yang bergulir cepat, Zippo—pemantik klasik asal Amerika Serikat—masih mampu mempertahankan eksistensinya. Lebih mengejutkan lagi, sebagian besar peminat barunya justru berasal dari kalangan Gen Z.
Fenomena ini menarik untuk dibedah. Kenapa barang yang identik dengan generasi lama ini masih diminati? Apa alasan di balik ketertarikan Gen Z terhadap Zippo di tengah maraknya budaya vape yang lebih modern dan dianggap lebih ‘kekinian’?
Salah satu alasan utama mengapa Zippo masih laris di era vape adalah nilai nostalgia yang ditawarkannya. Bagi sebagian orang, terutama Gen Z yang suka eksplorasi budaya retro atau vintage, Zippo bukan hanya alat untuk menyalakan api, melainkan simbol gaya dan cerita.
Bodi logam yang kokoh, bunyi khas “klik” saat dibuka dan ditutup, serta desain yang bisa dikustomisasi menjadi daya tarik tersendiri. Zippo dianggap sebagai item koleksi yang memiliki nilai estetika tinggi. Tidak jarang, Gen Z membeli Zippo bukan untuk digunakan, melainkan sebagai aksesori fashion atau bagian dari konten media sosial mereka.
“Gue nggak ngerokok, tapi gue suka gaya klasik Zippo. Bikin vibe foto-foto gue lebih artistik,” ujar Andra (22), seorang content creator asal Bandung.
Di era serba digital, banyak Gen Z yang ingin menunjukkan identitas dan keunikan diri mereka. Zippo memberi ruang untuk itu. Dengan ratusan hingga ribuan desain casing—dari tema musik, militer, anime, sampai logo brand ternama—Zippo menawarkan medium ekspresi diri yang jarang ditemukan pada alat lain.
Vape mungkin tampil dengan teknologi tinggi dan fitur modern, tetapi Zippo menawarkan sentuhan personal yang kuat. Bahkan, ada komunitas pengguna Zippo yang rutin bertukar koleksi dan tips perawatan. Di mata sebagian Gen Z, bergabung dalam komunitas semacam ini memberi rasa kebersamaan dan keberbedaan yang tidak mereka dapatkan dari dunia digital yang serba cepat dan datar.
Tidak bisa dipungkiri, Zippo juga masuk dalam kategori barang koleksi yang bernilai tinggi. Versi edisi terbatas, Zippo keluaran tahun-tahun tertentu, atau Zippo yang memiliki sejarah unik bisa dihargai jutaan hingga puluhan juta rupiah. Bagi Gen Z yang melek digital dan tahu tren investasi alternatif, Zippo adalah peluang yang menarik.
Marketplace seperti eBay, Etsy, dan komunitas Zippo lokal di media sosial penuh dengan transaksi Zippo langka. Koleksi yang dimulai dari hobi bisa berkembang menjadi aset berharga. Inilah alasan lain mengapa Zippo masih laris di era vape—bukan hanya karena fungsi, tetapi juga karena potensi nilai jangka panjang.
Peran media sosial juga tidak bisa diremehkan. Platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube dipenuhi dengan konten berbau retro dan aesthetic. Zippo, dengan desainnya yang ikonik dan cara penggunaannya yang khas, menjadi bahan konten yang sangat menarik secara visual. Video tentang trik Zippo (Zippo tricks), perbandingan desain, hingga unboxing Zippo edisi khusus sering kali viral.
Hal ini menambah eksposur brand klasik ini di mata Gen Z, bahkan di kalangan mereka yang sebenarnya tidak memiliki kebutuhan untuk menggunakan pemantik api. Sekali lagi, Zippo tidak hanya bertahan karena fungsinya, melainkan karena berhasil membentuk citra baru di tengah budaya visual digital.
baca juga : “Kenapa Anak Sering Sakit? Mungkin Masalahnya Piring Makannya“
Salah satu tren menarik di kalangan Gen Z adalah keinginan untuk “melambat” dari kehidupan digital yang serba cepat. Banyak dari mereka mulai mencari keseimbangan dengan memilih gaya hidup “low-tech”—misalnya menggunakan kamera analog, mendengarkan musik dari kaset pita, atau memakai barang-barang klasik seperti Zippo.
Fenomena ini merupakan bagian dari perlawanan halus terhadap tekanan dunia digital yang terus-menerus menuntut koneksi dan respons cepat. Zippo menjadi simbol dari momen tenang dan keaslian yang sulit ditemukan dalam budaya gadget saat ini.
Zippo juga tetap eksis berkat kehadirannya di berbagai film, serial, dan video musik. Zippo sering kali tampil dalam adegan-adegan ikonik—entah saat karakter menyalakan rokok, membakar surat, atau hanya untuk menunjukkan gaya. Visualisasi seperti itu memperkuat citra Zippo sebagai benda “keren” yang penuh makna.
Dalam beberapa drama Korea dan film action Hollywood, Zippo bahkan mendapat sorotan khusus. Hal ini berkontribusi besar pada peningkatan minat Gen Z yang sering kali menjadikan pop culture sebagai referensi gaya hidup.
Zippo sebenarnya lebih ramah lingkungan dibandingkan pemantik sekali pakai yang sering dibuang begitu saja. Zippo bisa diisi ulang dengan cairan khusus, sumbu dan flint-nya pun bisa diganti. Ini menjadi nilai tambah tersendiri, mengingat kesadaran lingkungan di kalangan Gen Z cukup tinggi.
Beberapa produsen Zippo bahkan sudah mulai menawarkan produk refill dan aksesori yang lebih sustainable. Jadi selain tampil gaya, pengguna Zippo juga bisa merasa ikut berkontribusi pada pengurangan limbah.
Melihat fenomena ini, tampaknya Zippo bukan hanya bertahan, tapi sedang mengalami renaisans kecil di kalangan generasi muda. Di era di mana semua serba digital, Zippo justru hadir sebagai oase yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini dalam bentuk yang sangat stylish.
Bukan tak mungkin, ke depan Zippo akan terus menggandeng kolaborasi dengan brand fashion, seniman kontemporer, hingga musisi untuk menghadirkan desain-desain baru yang lebih relevan dengan selera Gen Z. Kolaborasi seperti ini bukan hanya memperkuat pasar, tetapi juga memperluas makna Zippo dari sekadar pemantik menjadi simbol gaya hidup.
Jadi, apakah Zippo masih laris di era vape? Jawabannya adalah: ya, dan bahkan lebih dari sekadar laris. Zippo menjelma menjadi simbol gaya, ekspresi diri, dan perlawanan terhadap era digital yang serba cepat. Gen Z, yang selama ini dianggap paling cepat meninggalkan budaya lama, justru menjadi penjaga baru bagi brand legendaris ini.
Dari sisi estetika, komunitas, hingga nilai investasi, Zippo tetap relevan bahkan lebih menarik daripada sebelumnya. Di balik api kecilnya, Zippo membawa nyala semangat klasik yang terus hidup di tangan generasi masa kini.