Zippo Collections – Zippo tertua di dunia kembali menjadi sorotan setelah penampakannya muncul dalam sebuah pameran barang antik yang digelar di Amerika Serikat. Bukan hanya memancing nostalgia, tetapi juga membangkitkan rasa penasaran para kolektor dan pecinta barang bersejarah. Banyak yang bertanya-tanya, seperti apa bentuk asli Zippo legendaris tersebut sekarang?
Zippo Manufacturing Company pertama kali didirikan pada tahun 1932 oleh George G. Blaisdell di Bradford, Pennsylvania. Produk pemantik api ini dirancang agar tahan angin dan mudah digunakan dengan satu tangan — sesuatu yang sangat berguna bagi para tentara saat Perang Dunia II. Zippo langsung meledak popularitasnya dan menjadi simbol maskulinitas serta gaya hidup berkelas.
Salah satu faktor mengapa Zippo tertua di dunia begitu menarik adalah karena desainnya yang benar-benar berbeda dari model modern. Zippo generasi pertama memiliki engsel di bagian luar dan bentuk bodi yang sedikit lebih panjang dari pemantik yang kita kenal sekarang.
Beberapa waktu lalu, sebuah komunitas kolektor Zippo di Amerika mengklaim telah menemukan pemantik api tertua dari produksi tahun 1933 — hanya satu tahun setelah perusahaan didirikan. Menariknya, pemantik tersebut masih bisa menyala setelah hampir satu abad lamanya.
Kondisi Zippo itu sendiri memang sudah menunjukkan tanda-tanda usia: warna metal yang pudar, goresan-goresan kecil di permukaan, serta aroma minyak tanah yang khas. Namun justru inilah yang membuat benda ini sangat berharga. Nilai historisnya melebihi nilai jual materiil.
Para kolektor menyebutkan bahwa bentuknya mencerminkan teknologi produksi pada era tersebut, dengan sentuhan desain art deco yang khas tahun 30-an. Beberapa bagian seperti penutup engsel dan logo juga tampak masih asli, tanpa pernah diganti.
baca juga : “Hobi Anak Menjadi Prestasi Untuk Anak dan Peran Orang Tua“
Menurut seorang ahli barang antik yang turut hadir dalam pameran tersebut, harga Zippo tertua di dunia ini bisa menembus USD 25.000 atau sekitar 400 juta rupiah jika dilelang secara internasional. Nilai tersebut bukan hanya karena usia, tetapi juga karena kondisi dan kelengkapan historisnya.
Beberapa kriteria yang membuat Zippo ini sangat langka antara lain:
Zippo ini bahkan digadang-gadang akan masuk museum nasional sebagai bagian dari artefak sejarah Amerika.
Zippo dikenal sebagai pemantik yang “nyaris abadi”. Desainnya yang tahan angin, mekanisme pengisian bahan bakar manual, dan suara khas “klik” saat dibuka membuatnya ikonik. Bahkan, banyak film Hollywood dan serial populer menampilkan Zippo sebagai properti penting, seperti dalam Die Hard, Fight Club, hingga Mad Men.
Tak heran jika benda ini bukan hanya dianggap alat, melainkan juga simbol gaya hidup, kenangan masa perang, dan karya seni mekanikal yang bernilai tinggi.
Zippo tertua menampilkan bentuk bodi yang lebih kaku dan tinggi, dengan engsel di luar, sementara model sekarang lebih ringkas dan ergonomis. Dari sisi material, Zippo zaman dahulu menggunakan logam berat tanpa lapisan pelindung seperti sekarang. Warna pun lebih polos, biasanya perak atau krom, tanpa grafis.
Zippo modern kini hadir dalam ribuan varian — dari edisi militer, kartun, hingga koleksi kolaborasi dengan brand fashion terkenal. Tapi tetap saja, bagi kolektor sejati, yang klasik selalu punya nilai lebih.
Kabar munculnya Zippo tertua ini memperkuat tren meningkatnya minat terhadap barang-barang vintage. Di marketplace global seperti eBay dan Etsy, kata kunci “vintage Zippo” termasuk dalam pencarian teratas. Bahkan, di Asia, termasuk Indonesia, komunitas kolektor Zippo terus berkembang dan aktif mengadakan pertemuan serta lelang.
Banyak generasi muda mulai menghargai nilai historis dan desain klasik Zippo, bukan hanya sebagai pemantik, tapi juga sebagai objek koleksi. Beberapa bahkan menjadikannya investasi jangka panjang, mengingat nilainya yang terus meningkat.
Selain sebagai alat, Zippo juga merepresentasikan karakter seseorang. Seseorang yang membawa Zippo biasanya diasosiasikan dengan gaya maskulin, tegas, dan retro. Zippo sering diasosiasikan dengan tentara, biker, musisi, bahkan seniman.
Banyak seniman custom yang memodifikasi Zippo menjadi karya seni, menambahkan ukiran tangan, grafis etnik, bahkan batu permata pada bagian bodinya. Ini memperkuat status Zippo sebagai barang fashion dan seni sekaligus.
Mungkin ini yang paling mengejutkan: meskipun telah berusia hampir 100 tahun, Zippo tertua tersebut masih bisa digunakan. Ya, dengan sedikit pengisian ulang bahan bakar dan penggantian flint, pemantik ini tetap menyala dengan nyala api khasnya yang stabil. Ini menjadi bukti keandalan desain orisinal Zippo.
Bentuknya memang sudah tidak sempurna — ada penyok kecil di beberapa bagian dan goresan bekas pemakaian. Namun ini justru menjadi daya tarik visual, memberikan sentuhan “wabi-sabi” atau keindahan dalam ketidaksempurnaan.
Kehadiran kembali Zippo tertua di dunia menjadi momen penting bagi para pecinta barang klasik dan sejarah. Benda ini bukan sekadar alat pemantik api, tapi simbol warisan budaya, inovasi desain, dan ketahanan produk. Dari segi nilai historis hingga bentuk fisik, Zippo ini layak dijadikan artefak nasional.
Bagi Anda yang memiliki Zippo lama, siapa tahu Anda juga punya harta karun serupa di laci rumah. Siapa yang menyangka bahwa benda kecil berlogo api ini bisa memiliki nilai ratusan juta rupiah?
Zippo bukan hanya legenda, tetapi bukti bahwa desain yang kuat dan fungsi yang jelas akan bertahan melintasi zaman.